http://dvinugspt.files.wordpress.com/2013/11/global-people.jpg
Sudah menjadi fakta sosiologis bahwa Indonsia merupakan negara
kepulauan yang memiliki kemajemukan atau keragamaan kekayaan etnik-suku, agama, bahasa, tradisi
dan adat istiadat. Kemjemukan atau keberagaman merupakan kekayaan budaya yang tinggi nilainya, begitu pula dengan adanya
keragamaan sistem sosial di dalam masyarakat, memunculkan pula mekanisme dan
pola kepemimpinan yang satu sama lain memiliki keunikan atau kekhasan.
Dalam masyarakat majemuk seperti masyarakat Indonesia sudah
pasti terdapat berbagai ragam jenis dan
corak kelompok sosial,
apalagi masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakat multicultural. Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang tersusun atas kemajemukan-kemajemukan
dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari keadaan geografis,
kepentingan-kepentingan masyarakatnya, suku bangsanya, sampai pada ras
manusianya.
Dengan adanya kemajemukan-kemajemukan dalam setiap aspek
tersebut muncullah berbagai kelompok sosial dalam masyarakat yang dapat
diklasifikasikan ke dalam tipe-tipe tertentu.
1. Dilihat Dari Hubungan Antar anggota
Dalam sebuah kelompok
sosial antar anggota terjadi hubungan, hubungan ini sangat penting untuk melaksanakan
jalannya kelompok. Terdapat pengklasifiksian kelompok social menurut keeratan hubungan antara
anggota-anggotanya, klasifikasi menurut kualitas hubungan antaranggota dapat
dibedakan menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder.
a. Kelompok Primer
Setiap orang tentu punya keluarga, keluarga merupakan salah satu
contoh dari kelompok primer. Contoh lain dari keloppok primer adalah adalah rukun tetangga, kelompok kawan
sepermainan, kelompok belajar, kelompok-kelompok ini memiliki sifat
interaksi bercorak kekeluargaan dan
lebih berdasarkan simpati. Kelompok pimer adalah kelompok yang didalamnya
terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan
berhubungan erat dalam kehidupan. Beberapa definisi kelompok primer antara lain
:
Ø Menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang
yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya
sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa
melalui perantara. (http://diyahjepara.blogspot.com/2013/02/kelompok-primer-primary-group-dan.html)
Ø Menurut Charles Horton Cooley, dalam bukunya Social Organization
( 1909 ) kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu kelompok primer
adalah pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat,
baik berdasarkan ikatan kedaerahan maupun hubungan darah. http://diyahjepara.blogspot.com/2013/02/kelompok-primer-primary-group-dan.html
Interaksi social antar anggota dalam kelompok primer terjadi lebih intensif dan lebih erat , terjadi hubungan face to facegroup, anggota-anggota dala kelopok social jenis ini
sering berhadapan muka antara satu dengan yang lainnya. Diantara anggota dalam kelompok
ini saling mengenal dari dekat, dan berhubungan lebih erat.
Kelompok Primer memiliki peranan yang besar dalam kehidupan
setiap individu, sebab di dalam kelompok
primerlah setiap individu berkembang dan belajar menjadi mahluk social, mengembangkan sifat-sifat social. Didalam
kelompok primerlah individu belajar mengindahkan
norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar
bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna
kepentingan kelompoknya.
Bahwa dalam kelompok social dapat dibedakan juga berdasarkan
kelompok formal dan kelompok informal, maka kelompok sekunder adalah kelompiok informal adalah kelompok yang tidak
berstatus resmi.
b. Kelompok Sekunder
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal berbagai jenis
perusahaan dan perkumpulan, seperti Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan
Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (
PSSI), partai politik, perhimpunan serikat kerja serta berbagai organisasi
lainnya. Itu semua merupakan contoh dari kelompok social sekunder, yang di
dalamnya terjaddi berbagai bentuk interaksi social antar sesame anggotanya.
Ineraksi social dalam kelompok-kelompok tersebut diatas, terjadi
secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan, serta hubungan
yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Dari sifat
interaksi yang demikian maka muncullah pengertian kelompok sekunder yaitu : Kelompok
masyarakat yang terorganisir di suatu
wadah formal berdasarkan kepentingan dan motivasi pribadi masing – masing
individu.
Di dalam sekunder terdapat
kemungkinan terbentuk kelompok infotmal yang terdiri atas beberapa orang atau
beberapa keluarga, yang mempunyai pengalaman bersama dan yang bersifat
interaksinya berdasarkan saling pengertian yang lebih mendalam karena
pengalaman dan pandangan-pandangan yang sama.
Kelompok sekunder juga
biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi, bahwa dalam kelompok social dapat dibedakan
juga berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal, maka kelompok sekunder
adalah kelompok formal atau kelopok yang berstatus resmi. Dalam kelompok sekunder terdapat pembagian tugas yang jelas, perbedaan
peran sosial dan hierarkhi tertentu, serta norma pedoman tingkah laku bagi para
anggotanya dan konvensi-konvensinya. Berikut adalah perbandingan atau perbedaan
antara kelompok primer dan sekunder :
Tabel
Perbedaan Kelompok
Primer dan Kelompok Sekunder
No.
|
Perbedaan
|
Bentuk Kelompok
|
Primer
|
Sekunder
|
1.
|
Jumlah anggota
|
Relatif kecil
|
Relatif besar
|
2.
|
Pola hubungan
|
Pribadi, akrab, informal
|
Impersonal, formal
|
3.
|
Komunikasi
|
Dilakukan langsung secara tatap muka
|
Sedikit sekali komunikasi dengan tatap muka
|
4.
|
Sifat hubungan
|
Permanen, para anggota berada bersama dalam
waktu relatif lama
|
Bersifat temporer, kebersamaan para anggota
dalam waktu relatif singkat
|
5.
|
Keputusan kelompok
|
Lebih bersifat tradisonal
|
Lebih rasional dan menekankan pada efisiensi
kerja
|
Sumber : http://nikenarumpratiwi.blogspot.com/2013/03/kelompok-sosial.html
2. Berdasarkan Kepentingan
dan Wilayah
Komunitas (Community) dalam kamus Bahsa Indonesia diartikan
sebagai kelompok organisme (orang dsb) yang hidup dan saling berinteraksi di dl
daerah tertentu. Berangkat dari istilah komunitas tersebut maka ada keterkaitan
antara sebuah kelompok masyarakat dengan wilayah tertentu, ikatan ntara
indvidu-individu yang di ikat karena adanya persamaan wilayah tempat
tinggal.
Berdasarkan tempat
tinggal setiap kelompok sosial dan kepentingan yang mengikatnya, George Hillery
Jr. pernah mengidentifikasi sejumlah besar definis, kemudian menemukan bahwa
kebanyakan definisi tersebut memfokuskan makna komunitas sebagai:
- Persamaan tempat tinggal (the common elemens of area);
- Ikatan kolektif (commonities);
- Interaksi sosial (social
interaction).
Selanjutnya, George Hiller Jr. (Profesor Sosiologi pada
Universitas Virginia) merumuskan pengertian komunitas sebagai “people living
within a specific area, sharing common ties, and interacting with one another”
(orang-orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dengan ikatan bersama dan
satu dengan yang lain saling berinteraksi).
Konsep sebuah komunitas
adalah sebuh kelompok social yang terbentuk dari orang-oarang atau
individu yang memiliki tempat yang sama, keterikatan orang-orang dalam sebuah
komunitas terjadi karena adanya empat komponen, yaitu:
- Adanya sejumlah orang
- Tempat atau teritori yang didiami bersama
- Interaksi sosial
- Identifikasi secara psikologis sebagai anggota
Tegasnya komunitas adalah
orang-orang yang bertempat tinggal di suatu daerah yang terbatas secara
geografis, yang terlibat dalam interaksi sosial dan memiliki satu atau lebih
ikatan psikologis satu dengan yang lain dan dengan wilayah tempat tinggalnya. Secara umum, komunitas berbentuk seperti
berikut.
a. Suku / etnik dan Bangsa
Suku atau etnik sebuah katagori atau golongan sosial askriptif
(bawaan lahir), sebuah kelompok sosial mengenai jati diri yang bersifat
askriftif, artinya anggota suku mengaku
sebagai anggota suatu suku karena dilahirkan oleh orang tua dari suku tertentu atau dilahirkan di dan berasal dari
suatu daerah tertentu. Suku atau etnik juga sering
disebut sebagai suku bangsa, dalam kamus bahsa Indonesia antara etnik dan
bangsa memeliki pengertian yang hamper sama yaitu
a. Etnik bertalian dengan kelompok sosial dl sistem sosial atau
kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat,
agama, bahasa, dsb; etnis
b. Bangsa kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat,
bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri
Menurut Koentjaraningrat (ahli Antropologi Universitas
Indonesia), konsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa ialah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesatuan atau persamaan bahasa. Kelompok etnik atau suku bangsa
anggota-angggotanya teridetfikasi berdasarkan garis
keturunan yang dianggap sama, kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan
ciri-ciri biologis Dalam suatu negara biasanya terdapat berbagai kelompok etnik
yang berbeda, seperti halnya negara Indonesia yang memeiliki suku bangsa atau
etnik yang berjumlah ratusan.
Sementara
bangsa menurut hokum internasional adalah kelompok orang atau masyarakat yang
memiliki pemerintahan sendiri, batas-batas wilayah dan keberadaannya diakui
oleh bangsa-bangsa lain. Bentuk pengakuan adalah dengan adanya perwakilan yang
di tempatkan sebagai duta.
b.
Desa
Apa itu desa? Desa dalam pengertian umum adalah permukiman
manusia di luar kota yang penduduknya berjiwa agraris, atau sering disebut kampung, sehingga ada istilah pulang ke
kampung. Dalam makna administrtif desa adalah
suatu kesatuan hukum di mana sekelompok masyarakat bertempat tinggal dan
mengadakan pemerintahan sendiri.
Desa merupakan satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah
keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang
kepala desa). Berkaitan dengan komunitas desa adalah sebuah komunitas yang
kehidupannya masih didominasi oleh banyak adat istiadat lama.
Aspek kehidupan komunitas ini sebagian besar masih didasarkan
pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang diwarisi secara turun temurun
dari nenek moyang. Kehidupan masyarakat desa relatif belum
dipengaruhi oleh perubahan dari luar lingkungan sosialnya. Kelompok masyarakat
dalam sebuah desa memilki karakterteristik antara lain sebagai berikut :
Ø Peranan kelompok
primer yang relative besar, peranan keluarga atau hubungan darah sangat dominan
Ø Masyarakat bersifat
homogen, karena desa didirikan beberapa keluarga dan satu keturunan.
Ø Solidaritas kuat,
interaksi sosial bersifat intim.
Ø Memiliki tradisi yang
kuat, organisasi sosial pada pokoknya didasarkan atas adat istiadat yang
terbentuk menurut tradisi.
Ø Kepercayaan kuat
terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang mempengaruhi kehidupan manusia, tetapi
dapat dikuasai olehnya.
Ø Tidak ada
lembaga-lembaga khusus untuk memberi pendidikan dalam bidang teknologi.
Keterampilan diwariskan oleh orang tua kepada anak berdasarkan pengalaman.
Ø Hukum yang berlaku
umumnya tidak tertulis, tidak kompleks, tetapi pokok-pokoknya tetap diketahui
dan dipahami oleh anggota komunitas.
Ø Ekonominya sebagian
besar meliputi produksi untuk konsumsi terbatas, sedangkan pemanfaatan uang
sebagai alat tukar dan pengukur harga perannya relatif kecil.
Ø Kegiatan ekonomi dan
sosial yang memerlukan kerja sama dilakukan secara tradisional dengan gotong-royong.
c.
Kota
Kota adalah kebalikan dari desa, baik dalam mkna administrative
maupun mkna lainnya. Secara umum kota diartikan sebagai daerah permukiman yang
terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari
berbagai lapisan masyarakat. Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu
sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi
dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis.
Dalam sebuah kota terjadi pemusatan penduduk yang cukup besar
dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis, masyarakatnya
memilki budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan
non alami.
Sebagai sebuah komunitas, kota merupakan komunitas yang identik
dengan laju modernisasi dan perubahan yang sangat pesat dalam segala aspeknya, Kelompok
masyarakat dalam sebuah kota memilki karakterteristik antara lain sebagai berikut :
Ø Peranan sosial yang
tinggi.
Ø Mobilitas sosial yang
tinggi.
Ø Hidupnya tergantung
pada spesialisasinya.
Ø Bersifat heterogen.
Ø Hubungan antara
anggota yang satu dengan lainnya lebih didasarkan oleh kepentingan.
Ø Lebih banyak mengubah
lingkungan.
Ø Berpandangan lebih
materialistis.
Ø Pusat kompetisi semua
kelompok.
3. Berdasarkan Ikatannya
Antara sesame anggota sebuah kelompok social memiliki sebuah
ikatan satu sama lainnya, yang keeratan ikatan antara satu kelompok dengan
kelompok lain berbeda-beda. Ferdinand Tonies (Dalam Soerjono Soekanto, 402 ;
2005) melihat kelompok social berdasarkan hal ini membagi kelompok ini menjadi 2 yaitu,
Gemeinschaft dan Gesellschaft atau aguyuban
dan Patembayan.
a.
Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban adalah perkumpulan yang bersifat kekeluargaan, didirikan orang-orang
yang sepaham untuk membina persatuan di
antara para anggotanya. Definisi lain mengatakan bahwa paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya
diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat
kekal. Kelompok social semacam ini pada dasarnya merupakan kelompok
sosial yang terbentuk karena ikatan darah (garis keturunan). Paguyuban merupakn
sebuah kelopok social yang memiliki ciri-ciri antara lain :
·
terdapat ikatan batin yang kuat
antaranggota
·
hubungan antar anggota bersifat
informal
Yang mendasari
terbentuknya paguyuban biasanya karena adanya ikatan perkawinan, kerabat, suku
bangsa, dan sebagainya, pada kelompok sosial ini, rasa kebersamaan, solidaritas
sosial, dan perasaan sangat kuat diantara anggotannya. Hubungan yang terjadi
diantara sesama angggota paguyuban didasari adanya rasa cinta dan rasa kesatuan
batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat
dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan lain
sebagainya. Contoh paguyuban yaitu perkumpulan keluarga Minang di Jakarta, Sundawani
di Jawa Barat,Perkumpulan Darah Martowikraman, Perkumpulan Orang Betawi, dan
sebagainya
Ada juga paguyuban
yang dipengaruhi oleh ikatan tempat (berdekatan tempat tinggal) dan paguyuban
karena jiwa-pikiran, walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat
tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran,
serta ideologi yang sama. Ikatan dalam paguyuban semacam ini biasanya tidak
sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
b.
Patembayan (gesellschaft)
Contoh dari
kelompok social patembayan antara lain ikatan antara pedagang, organiasi dalam
suatu pabrik atau industry, perusahaan, Perkumpulan PKK, dan sebagainya.
Ciri-ciri dari kelompok ini antara lain :
Ø hubungan antaranggota bersifat formal
Ø memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
Ø memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
Ø lebih didasarkan pada kenyataan social
Patembayan
merupakan kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kepentingan tertentu, dan seseorang
akan menjadi anggota dengan memperhitungkan untung rugi jika bergabung dengan
kelompok. Pada kelompok sosial jenis ini ikatan keanggotaannya bersifat
longgar, masing-masing anggota menggunakan rasionya untuk bergabung. Bila merasa
sudah tidak perlu lagi terhadap kelompok, maka seorang anggota dapat keluar
dari kelompok tersebut.
Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft
No.
|
Gemeinschaft (Paguyuban)
|
Gesellschaft (Patembayan)
|
1.
|
Personal/pribadi
|
Impersonal
|
2.
|
Informal
|
Formal, kontraktual
|
3.
|
Tradisional
|
Nilai guna (utilitarian)
|
4.
|
Sentimental
|
Realitas
|
5.
|
Umum
|
Khusus
|
Sumber : http://nikenarumpratiwi.blogspot.com/2013/03/kelompok-sosial.html