Minggu, 08 Desember 2013

Cara Kerja Roller Coaster



Cara Kerja Roller Coaster
http://fhannum.files.wordpress.com/2012/11/rollercoaster.jpg

Diantara Kalian tentu sudah ada yang pernah menaiki Roller Coaster, bagi kalian yang belum tahu apa itu Roller Coaster, berikut ini adalah penjelasannya :
Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat.
Sumber : Wikipedia

Wahana permainan yang satu ini, memang berbeda dengan wahana permainan yang lainya. Selain menegangkan, permainan ini sangat seru, sangat cocok untuk melatih adrenalin kalian, ketika kita keretanya berjalan    Wuuusshh, rasanya tubuh kita ikutan mau terbang, meluncur, menukik, sangat cepaat!!  Roller coaster  bisa melaju sangat cepat, namun meskipun dapat melaju cepat ternyata roller coaster  tidak mempunyai mesin loh.
Tidak mempunyai mesin? Tentu kalian heran kan? Terus, kalau tidak menggunakan mesin, kenapa bisa melaju sangat cepat? Di sekolah tentunya kalian mempelajari tentang berbagai macam energi, ada energi gerak, energi potensial dan sebagainya. 
Roller coaster dapat meluncur dengan cepatnya adalah berkat energi potensial.  Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda akibat adanya pengaruh tempat atau kedudukan benda. Energi potensial energi yang “dikandung” roller coaster dikarenakan oleh posisinya ketika di  puncak lintasan.
rollercoaster
http://www.engineeringtown.com

 Roller coaster dinaikkan terlebih dahulu ke puncak bukit pertama pada lintasan dengan menggunakan semacam ban berjalan,  seperti pegangan tangan pada tangga berjalan (eskalator). Di naikkan ke puncak dengan tujuan agar kereta memiliki energi potensial yang besar.  Puncak bukit pertama dibuat lebih tinggi dari puncak bukit selanjutnya, tujuannya agar roller coaster memiliki energi potensial yang cukup besar sehingga mampu melintasi seluruh lintasan dengan baik.
Dari puncak yang paling tinggi itulah roller coaster meluncur, saat meluncur  turun, kecepatan roller coaster semakin lama semakin tinggi, dan   akan kembali naik dengan cepat menuju langit, pada saat naik sampai ke tempat yang paling tinggi, kecepatan akan berkurang dan memiliki energi potensial, kemudian bergerak kembali meluncur ke bawah.
Pada saat bergerak ke bawah, energi potensial  akan berubah menjadi energi kinetik (energi gerak). Semakin ke bawah maka kecepatan geraknya akan semakin bertambah, namun  energi potensialnya semakin kecil, sedangkan energi kinetiknya semakin besar.
Ketika roller coaster yang memiliki energi kinetik yang besar,  kembali naik ke tempat yang tinggi, dan kecepatannya akan menurun sedikit demi sedikit, hal ini karena energi kinetik berkurang, sedangkan energi potensialnya akan kembali bertambah.  

http://fhannum.wordpress.com/2012/11/16/fakta-fisika-pada-roller-coaster/

Perubahan energi potensial menjadi energi kinetik, dan perubahan energi kinetik menjadi energi potensial yang terjadi secara terus menerus inilah yang membuat roller coaster yang tidak memiliki mesin dapat bergerak dengan cepat.
 Kalian juga perlu ketahui, pada saat meluncur dengan cepat, kita akan merasakan seolah-olah seluruh tubuh kita ikut terbang, atau kadang perut jadi mual, bahkan jantung jadi ikut berdesir, itu adalah efek inersia yaitu efek yang membuat  jantung dan alat-alat tubuh kita sedikit terangkat dari tempatnya semula (inersia) karena gerakan yang sangat kencang itu.
 Pada saat naik roller coaster kita juga merasakan adanya gaya sentrifugal, ketika roller coaster berbelok ke kanan, penumpang akan terlempar ke kiri, sebaliknya, ketika roller coaster berbelok ke kiri, penumpang akan terlempar ke kanan. Gaya sentrifugal adalah gaya yang selalu mendorong sebuah obyek ke luar lengkungan.  

Kamis, 05 Desember 2013

Ritual Dan Sosial Bag.2



Dimensi Sosial
Dalam Sholat



Islam adalah agama Alloh yang diwahyukan kepada semua Rosul-Nya, sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, sebagai petunjuk bagi umat manusia. Islam di urunkan kepada manusia agar manusia mencapai tujuan hidupnya, yaitu yang sejahtera di dunia dan bahagia di akherat. Persoalan manusia adalah persoalan Islam, maka penyelesaian atas persoalan manuisa adalah penyelesaian Islam. Islam menurut bahasa (lughawi) berarti tunduk, berserah diri, taat dan patuh pada perintah dan larangan tanpa membantah
 Islam diturunkan oleh Alloh SWT denga satu tujuan pasti yaitu mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tanpa kecuali. Ia mengandung ajaran-ajaran dan tata nilai yang mencakup semua sisi kehidupan umat manusia, baik bersifat hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya (hablumminAlloh), maupun yang bersifat horizontal antarmanusia (hablumminannas).
Inilah salah satu yang membedakan Islam dengan ajaran agama manapun yaitu ajarannya yang menyeluruh dan menyentuh segala sisi kehidupan,  ajaran agama lainnya yang hanya menjadikan agama sebagai seperangkat ritual-ritual keagamaan tertentu yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya sebagai wujud dari ketaatan kepada-Nya.
Tidak begitu dengan Islam, Islam mengatur seperangkat-seperangkat ritual sebagai hubungan hamba dengan TuhanNya secara langsung, juga mengatur seperangkat-seprangkat atura hubungan antar manusia sebagai perwujudan rasa solidaritas sekaligus dalam rangka penghambaan kepadaNya. Bukan hanya itu, bhkan ibadah ritual harus berdampak pada sikapnya yang berifat social, hal tersebut bisa kita lihat dalam rukun Islam mulai dari Syahadat hingga Ibadah Haji. Pada bagian ini kita akan melihat dari sisi rukun Islam kedua yaitu Sholat.
Kedudukan Sholat
Seperti apakah kedudukan sholat dala Islam itu? Kedudukan sholat di sisi Alloh SWT dan di dalam agama-Nya, merupakan unsur pengiring keimanan pada seluruh risalah dan diucapkan oleh semua Rosul. Islam telah datang dan ia pun menempuh jalan yang dilalui oleh risalah terdahulu dan menjadikan sholat itu sebagai salah satu rukun dari rukun-rukun agama.
 Sholat adalah tiang yang menopang tegaknya bangunan Islam. Tanpa sholat maka keislaman seseorang tidak akan pernah berdiri tegak, mutlak kewajiban setiap orang yang mengaku dirinya muslim. Begitu pentingnya ibadah sholat ini, sehingga setiap muslimdiwajibkan sholat dalam keadaan apapun selama ia masih sadar dan berakal, hanya kehilangan akal dan kesadaran saja yang bisa menghentikan dari kewjiban sholat.
Bagi umat Islam, sholat adalah perintah Alloh SWT yang wajib dilaksanakan dalam keadaan dan kondisi apapun. Bagi yang tidak melaksanakannya, dia berdosa. Sebab, sholat lima waktu itu hukumnya fardhu‘ain. Sholat menjadi pembeda antara yang muslim dan non-muslim (kafir), selain dianggap kafir, orang yang meninggalkan sholat juga dianggap sebagai orang yang meruntuhkan agama.

Aspek Sosial
Sebagaimana di katakana pada bagian sebelumnya bahwa Ibadah dalam Islam selau menyentuh aspek social, meski secara tersurat maupun tersurat. Sholat juga merupakan ibadah yang selain dilakukan sebagai pribadi juga dilakuka sebagai kelompok, yaitu ketika sholat dilakukan secara berjamaah, baik berjamaah itu sebagai suatu kewajiban, sunnah atau hanya keutamaan belaka. Ini merupakan media perkenalan antar sesama mukmin dan arena pertukaran pendapat di dalam segala hal yang mereka perlukan guna mencapai kebaikan bagi agama dan keduniaan.
Masjid  tempat  berkumpul untuk menunaikan sholat lima waktu, lebih menyerupai sebuah rumah tempat berkumpulnya keluarga besar muslim yang bisa didatangi dengan segera oleh para penghuni sebuah kampung, dalam beberapa waktu yang tertentu, dengan cara yang teratur dan berdisiplin, untuk saling berkenalan, bertukar pendapat dan kemanfaatan tentang berbagai persoalan ayang mereka butuhkan, baik secara berkelompok maupun perorangan.
Bila kita lihat dan teliti lebih mendalam ayat yang menjelaskan perintah Alloh kepada umat Islam untuk menunaikan ibadah salat dapat diketahui bahwa salat memang sangat berhubungan erat dengan aspek hubungan sosial antar manusia. Meski bukan urutan pertama dalam rukun Islam, akan tetapi sholat menempati posisi utama dalam rukun Islam, maka itu juga berarti hubungan sosial antar manusia begitu diperhatikan Islam.
Ayat yang menyinggung tentang sholat antara lain terdapat pada surat Al-Ankabut ayat 45:



Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Alloh (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Bahwa efek yang dihasilkan dari pelaksanaan sholat ialah perbaikan dalam kehidupan sosial orang yang sholat itu. Ia akan senantiasa berusaha berbuat baik kepada orang lain dan berusaha menghindari perbuatan buruk. Lalu pada surat Al-Ma’un, Alloh berfirman:



1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,3. Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,6. Orang-orang yang berbuat riya
7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna

Jadi jelas sekali dalam surat ini bahwa sholat sesungguhnya memiliki korelasi yang erat dengan kehidupan sosial seseorang. Ini menjawab pertanyaan mengapa banyak orang yang antara kehidupan spiritualnya (sholat) sangat baik tetapi berbanding terbalik dengan pergaulan sosialnya yang buruk. Orang tersebut belum mencapai hakikat sholat dan hanya mengenal sholat sebagai kewajiban ritual semata.
Bila kita menengok kembali tujuan oenciptaan manusia yang hanya untuk beribadah kepada Alloh, maka pengabdian tersebut berarti 1x 24 jam dalam sehari, maka pengabdian dan loyalitas kita kepada Alloh tidak cukup tergambar hanya dengan mengerjakan sholat sajja.  Bila kita berhitung dengan waktu, dalam sehari dibutuhkan waktu menunaikan sholat 5 x 10 menit berarti hanya 50 menit dari waktu sehari semalam yang 24 jam = 1440 menit.
. Bila pengabdian kepada-Nya dinilai hanya sebatas sholat alangkah sangat sedikitnya waktu pengabdian itu.  Dalam hal ini berarti seluruh waktu kita seharusnya digunakan untuk mengabdikan diri kepada Alloh, tetapi dalam bentuk sholat-sholat lainnya yang berkaitan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan. WAllohu a’lam bishshawab.
Pembaca, mohon kritik, saran, komentar  dan masukan, yang membangun, demi perbaikan penulisan dalam blog ini. Mudah2an ada manfaatnya untuk semua.  


  Islam diturunkan ke muka bumi, selain sebagai petunjuk jalan kehidupan bagi pemeluknya juga sebagai rahmat bagi alam, sebagaimana yang Alloh firmankan bahwa Rosul tidaklah diutus kecuali menjadi rhmatan lil ‘alamiin. Islam berisikan aturan berupa perintah, keutamaan serta larangan bagi pemeluknya, aturan-aturan inilah yang  menjadi  rahmatan lil ‘alamiin jika di jalankan oleh pemeluknya. Dengan kata lain setiap aktivitas ibadah meski mempunyai dampak rahmat bagi lingkungannya sekitarnya, miimal sekali bagi lingkungan intern umat Islam itu sendiri. Tak terkecuali ibadah sholat, meski terkesar sebagai ritual individual (jika munfarid) tetap efek social meski hadir dari dapak ibadah sholat.


Dengan jelas surat Al-Ankabut ayat 45  mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Ayat ini mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasaar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam.
Dalam skala kecil, seorang muslim yang enngan  melaksanakan salat disamping sebagai tanda-tanda kemunafikan, juga merupakan indikasi semakin lunturnya imannya seseorang. Maka seorang muslim wajib mempertanyakan keimanan dirinya manakala enggan atau bahkan tidak melaksanakan sholat ketika ada panggilan sholat.
Dalam skala besar keengganan melaksanakan sholat seorang muslim, merupakan tahapan awal kehancuran komunitas muslim. Karena secara empirik shalat merupakan faktor utama dalam proses penyatuan dan pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas muslim yang sebelumnya rusak dan terpencar-pencar sebagai akibat melalaikan mendirikan salat. Roboh atau kokohnya kekuatan pribadi dan komunitas muslim tergantung roboh atau kokoh pendirian sholat pribadi-pribadi dalam komunitas muslim tersebut. Sebagaimanan sabda  Rasulullah SAW :
"Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi).