Musik
Aku mau bicara soal musik
Tentu bagi penggemar music
Di mana-mana di atas dunia
Banyak orang bermain musik
Bermacam-macam itu jenis musik
Dari yang pop sampai klasik
Musik yang kami
perdengarkan
Musik yang berirama
Melayu
Siapa suka mari
dengarkan
Yang tak suka [boleh
berlalu | heh, minggir!]
Bagi pemusik yang anti-Melayu
Boleh benci jangan mengganggu
Biarkan kami mendendangkan lagu
Lagu kami lagu Melayu
Lain kepala lain pula
Kesenangannya pada musik
Dari itu mainlah musik
Asalkan jangan saling
mengusik
Memang dengan adanya music
dunia ramai jadi berisik
tapi kalau tak ada musik
dunia sepi kurang asik
Diatas adalah
sebuah syair lagu yang bagi sebgian orang mungkin tidak asing, apalgi bagi
mereka generasi tahun 1970an. Ya, itu adalah syair dari lagu dangdut Soneta Volume 5 - Musik (1976). Diciptakan
sekaligus di nyanyikan oleh tokoh musik dagdut Rhoma Irama, sekitar tahun 70an,
dimana tahun-tahun itu juga merupakan tahun pegulata musik di Idonesia. Mengapa
demikian?, karena periode tersebut adalah periode dimana pengaruh barat begitu
besarnya, terutama dari sisi kebudayaan, setelah lepasnya orde lama yang tidak
pro barat.
Syair lagu tersebut mungkin bisa
mewakili tentang beragamnya musik yang ada baik dintanah air maupun di dunia
pada umumnya. Namun sebelum melangkah lebih jauh alangkah buijak kalau kita
juga memahami terlebih dahulu apa dan bagai mana musik itu sendiri? Meski musik
sudah tidak lagi asing di telinga kita.
Kamus Besar
bahasa Indonesia menterjemahkan musik sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau
suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi
(suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinam-bungan. Dalam musik terdapat unsure nada yang juga
diartikan sebagai suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Musik juga bisa diartikan
sebagai suara yang disusun demikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari
alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Musik juga merupakan fenomena intusisi,
(sebuah daya atau kemampuan mengetahui atau
mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati). Mendengarkannya merupakan hiburan
tersendiri
Sejarah
Musik
Tidak ada catatan jelas kapan music hadir pertam kali di muka
bumi ini, konon musik dikenal sejak kehadiran manusia modern
Homo sapien yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Itupun baru merupakan
dugaan ahli sejarah berdasarkan penemuan-penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika sekitar
180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah menunjukkan perubahan evolusi
dari pemikiran otak
manusia.
Prediksi tersebut dikaitkan dengan
perkembangan otak
manusia saat itu yang
lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih terancang
sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak ini, diperkirakan mereka
bisa berpikir lebih jauh hingga mencapai imajinasi dan spiritual. Pada zaman itu juga
mereka telah memiliki bahasa untuk berkomunikasi di antara mereka. Dari bahasa dan ucapan
sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan
beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk sesorang.
Pola hidup zaman itu ,masih berpindah-pindah,dari pola hidup yang berpindah-pindah tersebut,
mereka mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan
buruan yang menjadi makanan mereka kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang
mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga
kayu atau bambu
yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba.
Namun iu hanyalah sebuah analisa yang berdasarkan temuan
purbakala yang di analisa berdasarkan pemahaman merka tentang evolusionisme
atau paham-paham teori evvolusi, Prinsip dasarnya, manusia
menyatakan perasaan takut mereka dan gembira menggunakan suara-suara, berrmain-main
dengan suara mereka menjadi lagu, hymne atau syair nyanyian kecil. Manusia juga mampu
mengeluarkan suara yang diisnpiasi oleh alam sekitar, misalnya yang diinspirasikan oleh kicauan burung, kayu-kayu
dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan.
Mungkin secara tidak sengaja mereka telah
mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang
mengeluarkan bunyi kuat. Kulit binatang yang mereka gunakan sebagai pakaian
diletakkan pula untuk menutup rongga kayu tersebut besar menjadi gendang.
Prasejarah
Musik bukan hanya milik manusia zaman modern, konon zaman pra
sejarahpun music sudah muncul, namun hanya bentuknya sja yang berbeda, karena
setiap zaman memiliki cirinya tersendiri. Pada dasarnya jiwa seni ada pada
manusia di setiap zaman, karena seni merupkan salah satu fitrah manusia, meski
manusia tersebut di golongkan sebagai manusia pra sejarah. Musik pada zaman prasejarah
hanya dapat di ketahui dari teori berdasarkan temuan dari situs
arkeologi paleolitik, misalnya temuan seruling.
Seruling Merupakan alat musik
yang sering ditemukan pada jaman pra sejarah dan bentuknya
seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Seruling Divje
Babe yang terbuat dari tulang paha beruang
gua, yang diperkirakan sudah dipakai sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai
jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar telah ada sejak
jaman Peradaban
Lembah Sungai Indus , India memiliki salah satu tradisi musik tertua
di dunia yang berasal dari kitab Weda . Pengumpulan paling
awal dan terbesar alat musik prasejarah ditemukan di Cina dan tanggal kembali
ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurrian / Hurrian
songs adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali
dari Hurrian di kota Ugarit yang diperkiarakan telah ada sekitar 1400 SM