Sabtu, 14 Juni 2014

Jenis Jenis Kelompok Sosial


http://dvinugspt.files.wordpress.com/2013/11/global-people.jpg
 Sudah menjadi fakta sosiologis bahwa Indonsia merupakan negara kepulauan yang memiliki kemajemukan atau keragamaan  kekayaan etnik-suku, agama, bahasa, tradisi dan adat istiadat. Kemjemukan atau keberagaman merupakan kekayaan budaya yang  tinggi nilainya, begitu pula dengan adanya keragamaan sistem sosial di dalam masyarakat, memunculkan pula mekanisme dan pola kepemimpinan yang satu sama lain memiliki keunikan atau kekhasan.  
Dalam masyarakat majemuk seperti masyarakat Indonesia sudah pasti  terdapat berbagai ragam jenis dan corak kelompok sosial, apalagi masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakat multicultural. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang tersusun atas kemajemukan-kemajemukan dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari keadaan geografis, kepentingan-kepentingan masyarakatnya, suku bangsanya, sampai pada ras manusianya.
Dengan adanya kemajemukan-kemajemukan dalam setiap aspek tersebut muncullah berbagai kelompok sosial dalam masyarakat yang dapat diklasifikasikan ke dalam tipe-tipe tertentu.  

1.   Dilihat Dari Hubungan Antar anggota
Dalam sebuah kelompok sosial antar anggota terjadi hubungan,  hubungan ini sangat penting untuk melaksanakan jalannya kelompok. Terdapat pengklasifiksian kelompok  social menurut keeratan hubungan antara anggota-anggotanya, klasifikasi menurut kualitas hubungan antaranggota dapat dibedakan menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder.
 
a.  Kelompok Primer
Setiap orang tentu punya keluarga, keluarga merupakan salah satu contoh dari kelompok primer. Contoh lain dari keloppok primer adalah  adalah rukun tetangga, kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar, kelompok-kelompok ini memiliki sifat interaksi  bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Kelompok pimer adalah kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.  Beberapa definisi kelompok primer antara lain :
Ø  Menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. (http://diyahjepara.blogspot.com/2013/02/kelompok-primer-primary-group-dan.html)
Ø  Menurut Charles Horton Cooley, dalam bukunya Social Organization ( 1909 ) kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu kelompok primer adalah pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan ikatan kedaerahan maupun hubungan darah.  http://diyahjepara.blogspot.com/2013/02/kelompok-primer-primary-group-dan.html




Interaksi social antar anggota dalam kelompok primer terjadi  lebih intensif dan lebih erat ,  terjadi hubungan face to facegroup,   anggota-anggota dala kelopok social jenis ini sering berhadapan muka antara satu dengan yang lainnya. Diantara anggota dalam kelompok ini saling mengenal dari dekat, dan  berhubungan lebih erat.
Kelompok Primer memiliki peranan yang besar dalam kehidupan setiap individu, sebab  di dalam kelompok primerlah setiap individu berkembang dan belajar menjadi mahluk social,  mengembangkan sifat-sifat social. Didalam kelompok primerlah individu belajar  mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Bahwa dalam kelompok social dapat dibedakan juga berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal, maka kelompok sekunder adalah  kelompiok informal adalah kelompok yang tidak berstatus resmi.

b.  Kelompok Sekunder
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal berbagai jenis perusahaan dan perkumpulan,  seperti  Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI), partai politik, perhimpunan serikat kerja serta berbagai organisasi lainnya. Itu semua merupakan contoh dari kelompok social sekunder, yang di dalamnya terjaddi berbagai bentuk interaksi social antar sesame anggotanya.

Ineraksi social dalam kelompok-kelompok tersebut diatas, terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan, serta hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Dari sifat interaksi yang demikian maka muncullah pengertian kelompok sekunder yaitu : Kelompok masyarakat yang terorganisir di  suatu wadah formal berdasarkan kepentingan dan motivasi pribadi masing – masing individu.
Di dalam  sekunder terdapat kemungkinan terbentuk kelompok infotmal yang terdiri atas beberapa orang atau beberapa keluarga, yang mempunyai pengalaman bersama dan yang bersifat interaksinya berdasarkan saling pengertian yang lebih mendalam karena pengalaman dan pandangan-pandangan yang sama.

Kelompok sekunder  juga biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi, bahwa dalam kelompok social dapat dibedakan juga berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal, maka kelompok sekunder adalah kelompok formal atau kelopok yang berstatus resmi.  Dalam kelompok sekunder  terdapat pembagian tugas yang jelas, perbedaan peran sosial dan hierarkhi tertentu, serta norma pedoman tingkah laku bagi para anggotanya dan konvensi-konvensinya. Berikut adalah perbandingan atau perbedaan antara kelompok primer dan sekunder :

Tabel
Perbedaan Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
No.
Perbedaan
Bentuk Kelompok
Primer
Sekunder
1.
Jumlah anggota
Relatif kecil
Relatif besar
2.
Pola hubungan
Pribadi, akrab, informal
Impersonal, formal
3.
Komunikasi
Dilakukan langsung secara tatap muka
Sedikit sekali komunikasi dengan tatap muka
4.
Sifat hubungan
Permanen, para anggota berada bersama dalam waktu relatif lama
Bersifat temporer, kebersamaan para anggota dalam waktu relatif singkat
5.
Keputusan kelompok
Lebih bersifat tradisonal
Lebih rasional dan menekankan pada efisiensi kerja
Sumber : http://nikenarumpratiwi.blogspot.com/2013/03/kelompok-sosial.html


2.   Berdasarkan  Kepentingan dan Wilayah
Komunitas (Community) dalam kamus Bahsa Indonesia diartikan sebagai kelompok organisme (orang dsb) yang hidup dan saling berinteraksi di dl daerah tertentu. Berangkat dari istilah komunitas tersebut maka ada keterkaitan antara sebuah kelompok masyarakat dengan wilayah tertentu, ikatan ntara indvidu-individu yang di ikat karena adanya persamaan wilayah tempat tinggal. 
Berdasarkan  tempat tinggal setiap kelompok sosial dan kepentingan yang mengikatnya, George Hillery Jr. pernah mengidentifikasi sejumlah besar definis, kemudian menemukan bahwa kebanyakan definisi tersebut memfokuskan makna komunitas sebagai:
    1. Persamaan tempat tinggal             (the common elemens of area);
    2. Ikatan kolektif                                   (commonities);
    3. Interaksi sosial                                 (social interaction).
Selanjutnya, George Hiller Jr. (Profesor Sosiologi pada Universitas Virginia) merumuskan pengertian komunitas sebagai “people living within a specific area, sharing common ties, and interacting with one another” (orang-orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dengan ikatan bersama dan satu dengan yang lain saling berinteraksi).

Konsep sebuah komunitas  adalah sebuh kelompok social yang terbentuk dari orang-oarang atau individu yang memiliki tempat yang sama, keterikatan orang-orang dalam sebuah komunitas terjadi karena adanya empat komponen, yaitu:
    1. Adanya sejumlah orang  
    2. Tempat atau teritori yang didiami bersama  
    3. Interaksi sosial
    4. Identifikasi secara psikologis sebagai anggota  

Tegasnya komunitas adalah  orang-orang yang bertempat tinggal di suatu daerah yang terbatas secara geografis, yang terlibat dalam interaksi sosial dan memiliki satu atau lebih ikatan psikologis satu dengan yang lain dan dengan wilayah tempat tinggalnya.  Secara umum, komunitas berbentuk seperti berikut.

a.    Suku / etnik  dan Bangsa
Suku atau etnik sebuah katagori atau golongan sosial askriptif (bawaan lahir), sebuah kelompok sosial mengenai jati diri yang bersifat askriftif, artinya anggota suku  mengaku sebagai anggota suatu suku karena dilahirkan oleh orang tua dari suku  tertentu atau dilahirkan di dan berasal dari suatu daerah tertentu. Suku atau etnik juga sering disebut sebagai suku bangsa, dalam kamus bahsa Indonesia antara etnik dan bangsa memeliki pengertian yang hamper sama yaitu
a.    Etnik bertalian dengan kelompok sosial dl sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dsb; etnis
b.    Bangsa kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri

Menurut Koentjaraningrat (ahli Antropologi Universitas Indonesia), konsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa ialah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesatuan atau persamaan bahasa.  Kelompok etnik atau suku bangsa anggota-angggotanya teridetfikasi   berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama, kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis Dalam suatu negara biasanya terdapat berbagai kelompok etnik yang berbeda, seperti halnya negara Indonesia yang memeiliki suku bangsa atau etnik yang berjumlah ratusan.
Sementara bangsa menurut hokum internasional adalah kelompok orang atau masyarakat yang memiliki pemerintahan sendiri, batas-batas wilayah dan keberadaannya diakui oleh bangsa-bangsa lain. Bentuk pengakuan adalah dengan adanya perwakilan yang di tempatkan sebagai duta.


b.     Desa
Apa itu desa? Desa dalam pengertian umum adalah permukiman manusia di luar kota yang penduduknya berjiwa agraris, atau sering disebut kampung, sehingga ada istilah pulang ke kampung.  Dalam makna administrtif desa adalah suatu kesatuan hukum di mana sekelompok masyarakat bertempat tinggal dan mengadakan pemerintahan sendiri.
Desa merupakan satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa). Berkaitan dengan komunitas desa adalah sebuah komunitas yang kehidupannya masih didominasi oleh banyak adat istiadat lama.
Aspek kehidupan komunitas ini sebagian besar masih didasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang diwarisi secara turun temurun  dari nenek moyang.  Kehidupan masyarakat desa relatif belum dipengaruhi oleh perubahan dari luar lingkungan sosialnya. Kelompok masyarakat dalam sebuah desa memilki karakterteristik  antara lain sebagai berikut :
Ø  Peranan kelompok primer yang relative besar, peranan keluarga atau hubungan darah sangat dominan
Ø  Masyarakat bersifat homogen, karena desa didirikan beberapa keluarga dan satu keturunan.
Ø  Solidaritas kuat, interaksi sosial bersifat intim.
Ø  Memiliki tradisi yang kuat, organisasi sosial pada pokoknya didasarkan atas adat istiadat yang terbentuk menurut tradisi.
Ø  Kepercayaan kuat terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang mempengaruhi kehidupan manusia, tetapi dapat dikuasai olehnya.
Ø  Tidak ada lembaga-lembaga khusus untuk memberi pendidikan dalam bidang teknologi. Keterampilan diwariskan oleh orang tua kepada anak berdasarkan pengalaman.
Ø  Hukum yang berlaku umumnya tidak tertulis, tidak kompleks, tetapi pokok-pokoknya tetap diketahui dan dipahami oleh anggota komunitas.
Ø  Ekonominya sebagian besar meliputi produksi untuk konsumsi terbatas, sedangkan pemanfaatan uang sebagai alat tukar dan pengukur harga perannya relatif kecil.
Ø  Kegiatan ekonomi dan sosial yang memerlukan kerja sama dilakukan secara tradisional dengan gotong-royong.


c.     Kota
Kota adalah kebalikan dari desa, baik dalam mkna administrative maupun mkna lainnya. Secara umum kota diartikan sebagai daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat. Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis.
Dalam sebuah kota terjadi pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis, masyarakatnya memilki budaya   yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami. 
Sebagai sebuah komunitas, kota merupakan komunitas yang identik dengan laju modernisasi dan perubahan yang sangat pesat dalam segala aspeknya, Kelompok masyarakat dalam sebuah kota memilki karakterteristik  antara lain sebagai berikut :
Ø   Peranan sosial yang tinggi.
Ø   Mobilitas sosial yang tinggi.
Ø   Hidupnya tergantung pada spesialisasinya.
Ø   Bersifat heterogen.
Ø   Hubungan antara anggota yang satu dengan lainnya lebih didasarkan oleh kepentingan.
Ø   Lebih banyak mengubah lingkungan.
Ø   Berpandangan lebih materialistis.
Ø   Pusat kompetisi semua kelompok.


3.   Berdasarkan  Ikatannya
Antara sesame anggota sebuah kelompok social memiliki sebuah ikatan satu sama lainnya, yang keeratan ikatan antara satu kelompok dengan kelompok lain berbeda-beda. Ferdinand Tonies (Dalam Soerjono Soekanto, 402 ; 2005) melihat kelompok social berdasarkan hal ini  membagi kelompok ini menjadi 2 yaitu, Gemeinschaft dan Gesellschaft atau  aguyuban dan Patembayan.  

a.    Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban adalah perkumpulan yang bersifat kekeluargaan, didirikan orang-orang yang sepaham untuk membina persatuan  di antara para anggotanya. Definisi lain mengatakan bahwa paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Kelompok social semacam ini pada dasarnya merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ikatan darah (garis keturunan). Paguyuban merupakn sebuah kelopok social yang memiliki ciri-ciri antara lain :
·         terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
·         hubungan antar anggota bersifat informal

Yang mendasari terbentuknya paguyuban biasanya karena adanya ikatan perkawinan, kerabat, suku bangsa, dan sebagainya, pada kelompok sosial ini, rasa kebersamaan, solidaritas sosial, dan perasaan sangat kuat diantara anggotannya. Hubungan yang terjadi diantara sesama angggota paguyuban didasari adanya rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan lain sebagainya. Contoh paguyuban yaitu perkumpulan keluarga Minang di Jakarta, Sundawani di Jawa Barat,Perkumpulan Darah Martowikraman, Perkumpulan Orang Betawi, dan sebagainya

Ada juga paguyuban yang dipengaruhi oleh ikatan tempat (berdekatan tempat tinggal) dan paguyuban karena jiwa-pikiran, walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran, serta ideologi yang sama. Ikatan dalam paguyuban semacam ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.


b.    Patembayan (gesellschaft)
Contoh dari kelompok social patembayan antara lain ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik atau industry, perusahaan, Perkumpulan PKK, dan sebagainya. Ciri-ciri dari kelompok ini antara lain :
Ø  hubungan antaranggota bersifat formal
Ø  memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
Ø  memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
Ø  lebih didasarkan pada kenyataan social

Patembayan merupakan kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kepentingan tertentu, dan seseorang akan menjadi anggota dengan memperhitungkan untung rugi jika bergabung dengan kelompok. Pada kelompok sosial jenis ini ikatan keanggotaannya bersifat longgar, masing-masing anggota menggunakan rasionya untuk bergabung. Bila merasa sudah tidak perlu lagi terhadap kelompok, maka seorang anggota dapat keluar dari kelompok tersebut.




Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft
No.
Gemeinschaft (Paguyuban)
Gesellschaft (Patembayan)
1.
Personal/pribadi
Impersonal
2.
Informal
Formal, kontraktual
3.
Tradisional
Nilai guna (utilitarian)
4.
Sentimental
Realitas
5.
Umum
Khusus
Sumber : http://nikenarumpratiwi.blogspot.com/2013/03/kelompok-sosial.html

Tidak ada komentar: